Ketika Masaku Tak Lagi Kanak-Kanak

Ketika Anak-Anak Menjelma Dewasa dan Ibu Semakin Menua

It Is Okay Not To Be Okay

It Is Okay Not To Be Okay Eventhough You Are A Mother

Pergi Untuk Kembali

Pergilah, Untuk Kembali Tumbuh Menjadi Dirimu

Dandelion

Kebertahanan Hidup, Kenyamanan dan Kedamaian

#1. Tentang Selalu Ada dan Berdiri untuk Diriku Sendiri

Mencintai, Hadir Menerima dan Keterhubungan dengan Diri Sendiri

#2. Tentang Selalu Ada dan Berdiri untuk Diriku Sendiri

Sebuah Muara Kesadaran Kemana Seharusnya Keterhubungan Diri Terhubung

Minggu, 10 Juli 2022

Bagaimana Cara Kita Saling Memandang, Wahai Dunia?



Wahai Dunia ... tahukah kau, bagaimana aku memandangmu sampai dengan saat ini
Kau bukan sekutu yang mesti kuakrabi. Kau bukan musuh yang harus kutakuti. Kau bukan karib kerabat yang bisa kupercayai. Kau bukan kembaran jiwa yang layak kucinta-kasihi. 
Kau candu memabukkan untuk jiwa-jiwa yang kering kerontang akan harta, tahta dan seksualitas. Kau memperlihatkan ironi kehidupan manusia. Kau menantang milyaran manusia dengan siklus kematian-kebangkitan jiwa secara berulang lewat bermacam penderitaan yang kau suguhkan untuk mereka pilih-hadapi-jalani. Kau melakukan kesemuanya hanya untuk memberikan ruang kebencian dan cinta kasih berpeluang sama besarnya untuk tersebar di muka bumi. Kau membentuk manusia berkelompok-kelompok dengan segala dualitas dan hukum kausalitasnya.

Lantas, bagaimana kau memandangku sampai dengan saat ini, Wahai Dunia?
Sekutu yang layak kau kumpulkan bersama orang-orang yang memujamu? Musuh yang ingin kau satukan dalam barisan kelompok manusia yang membencimu? Karib kerabat yang kau percayai mampu berjalan selaras dengan dualitas hitam-putih sisi manusia? Belahan jiwa yang ingin kau rangkul dengan cinta kasih untuk menetralkan segala sumber kausalitas penderitaan hidup manusia?

Bagaimana cara kita saling memandang, Wahai Dunia?
Sampai saat ini, aku masih seorang pengembara sunyi dalam dimensimu yang tak tahu dimana letak horizon kita. Horizon yang memperlihatkan titik temu soal bagaimana cara kita saling memandang. Aku, seperti entitas yang mengalami keterpisahan eksistensial darimu dan memiliki cakrawala pandangnya sendiri.


-Vinny Erika Putri, 10.07.22

Jumat, 01 Juli 2022

H.E.N.I.N.G


Hening
Kumencarimu
Didalam disharmoni rasa hati
Didalam ilusi ketakutan diri
Didalam bias pandangan batin
Didalam gejolak angkara murka

Hening
Kumencarimu
Didalam kebisingan pemikiran
Didalam helaan dan embusan napas
Didalam gemuruh detak jantung
Didalam derasnya aliran darah 
Didalam irama nadi yang berdenyut

Hening
Kumencarimu
Didalam rumah batinku sendiri


-Vinny Erika Putri, 02.07.22