Dua puluh lima tahun degup jantung. Dua kali mencecapi yang orang-orang namai cinta. Dua kali pula hancur lebur. Menyisa perih. Menggelar sunyi yang panjang.
Kini, degup jantung menginjak angka 28 tahun. Aku merindui rumah di pelataran hati. Rumah yang akan merumahi aku dan kau. Rumah dimana kau dan aku menjadi kita. Rumah tempat kita berpulang melepas segala lelah, membagi keluh, menggenggam tangan saling menguatkan dan memberi sandaran saat dunia terasa begitu kejam.
"Kapan dan di jalan mana garis tangan menyatukan kita?"
Untukmu yang masih entah, aku merindukan rumah. Rumah kita. Bagaimana denganmu? Adakah rasa yang sama menelusup di dadamu?
"Kapan dan di jalan mana garis tangan menyatukan kita?"
Mataku kian membasah. Berlingkar-lingkar kilau menetes. Remah-remah perih menyelinap. Mengisi penuh-penuh rongga dada.
Untukmu yang masih entah, malamku malam ini, seperti malam-malam yang berkesudah.
-Vinny Erika Putri, 05.04.15