Ketika Masaku Tak Lagi Kanak-Kanak

Ketika Anak-Anak Menjelma Dewasa dan Ibu Semakin Menua

It Is Okay Not To Be Okay

It Is Okay Not To Be Okay Eventhough You Are A Mother

Pergi Untuk Kembali

Pergilah, Untuk Kembali Tumbuh Menjadi Dirimu

Dandelion

Kebertahanan Hidup, Kenyamanan dan Kedamaian

#1. Tentang Selalu Ada dan Berdiri untuk Diriku Sendiri

Mencintai, Hadir Menerima dan Keterhubungan dengan Diri Sendiri

#2. Tentang Selalu Ada dan Berdiri untuk Diriku Sendiri

Sebuah Muara Kesadaran Kemana Seharusnya Keterhubungan Diri Terhubung

Sabtu, 23 Oktober 2021

Hidup Menjadi dan Sebagai Manusia

 



Kau tahu, wahai sisi terangku? Selain kehadiran dirimu, aku merasakan degup jantung yang lain. Ia hidup berdenyut-denyut jauh didalam sana. Sesuatu yang tak terlihat namun selalu membersamaiku. Entah sejak kapan ... ia kurasakan berjaga untukku dalam tidurnya. 

Sisi gelap. Ia tumbuh dan berkembang semakin kuat dari dari masa ke masa. Sebanding dengan pancaran sisi terang yang tampak tenang berkilau di permukaan. Jantungnya berdetak lebih keras dan cepat ketika seseorang berusaha melewati garis batas buatanku. Terutama jika seseorang itu adalah pria. Detak jantung pertahanan diri yang bercampur dengan kemarahan dan kecurigaan. Ia terbangun, seolah hendak menguji bagi siapapun yang berniat mengenal diriku. Aku menjadi lebih rumit dan sulit ditangani dari sebelumnya. Dan ... kebanyakan yang berkesudahan, orang-orang memilih pergi berpamit. 

Sebelumnya, aku tak memahami mengapa ia sering menampakkan diri dengan pola semacam itu. Kini, aku telah bisa mencernanya. Bahwa, ketika seseorang mulai melihat sisi terangku dan tertarik dengan pancaran luarku, ia merasa terganggu. Sebab, ia memiliki ruang autentik yang sama besar dan berharganya seperti pancaran luarku. Bahkan ... ia menyeringai tersenyum memainkan peranannya didalam sana. Ia hidup dari energi emosional bekas luka-luka pengkhianatan yang pernah terjadi. Dari lingkar hubungan apapun yang pernah dialaminya. Entah hubungan keluarga, asmara, persahabatan ataupun pertemanan. Ia menyeleksi siapa saja yang sanggup memahami kegelapan yang dihasilkan dari refleksi dirinya. Ia, yang membuatku kesulitan untuk mempercayai orang-orang dan membutuhkan rentang waktu yang lama untuk bisa meloloskan mereka dalam lingkar orang-orang terpercaya di ring kedua, setelah diriku sendiri. Ia membaca orang-orang dari balik tirai yang tersembunyi. Dirinyalah yang melindungi kerapuhanmu, wahai sisi terangku. Ya, sisi terang yang dilihat banyak orang sebagai sosok kuat sempurna. 

Ketika ia ingin sekali bertukar tempat denganmu, tak ada orang-orang yang tahu. Kau, sisi terang, masih bisa menahannya dengan akal sehat kata-kata sekalipun aku tengah berada di lingkungan manusia-manusia yang memuakkan, penuh kepalsuan dan ketidakjujuran. Tapi aku bisa merasakannya dari getaran tangan yang sedemikian keras mengendalikan kemarahan diri dan mengubah warna energinya dalam bentuk nada kata-kata yang lebih tegas-tajam. Ia tak mengambil banyak ruang untuk meledakkan diri lebih dari ruang yang kau berikan. Ia hanya melepaskan riak kecil yang menandai bahwa dirinya hidup dalam satu sosok yang sama denganmu.

Kaulah yang terus melembutkan sisi kejam dari keinginannya balas dendam atas luka-luka yang pernah tertoreh dalam dirinya. Kau, seringkali meredam segala yang ingin ia keluarkan dari luka-lukanya. Bahkan hanya untuk mendoakan suatu keburukan untuk para bedebah itu ... kau pun tak bersepakat. Kau, terus berusaha keras merangkul diriku untuk berwelas asih terhadap diri sendiri juga orang lain. Sementara ia mengajariku bagaimana cara bertahan hidup dari kegilaan luka hati dan jiwa yang didapatinya dari kehidupan. Pula, dirinyalah yang membuatkanku jalan untuk menghindari kehancuran diri dari pengalaman hidup sebelumnya yang nyaris membuatku kehilangan makna dan arti hidup. 

Ia tak ingin aku amnesia akan diriku sendiri. Ia sanggup melatihku menjalani hidup tanpa atribut apapun yang terlahir dan diciptakan oleh para manusia. Bahkan, sanggup menjadi hal yang menakutkan bagimu, wahai sisi terang. Ya. Menakutkan, ketika rasa takut berhasil ditiadakan dirinya. Karena ... ia bisa membuatku tak memberikan cinta pada pria manapun dan hanya memilih dicintai; mendorongku menjalani pernikahan tanpa cinta, tanpa kehadiran anak serta mengakhirinya dengan mudah; atau bahkan hingga titik terekstrim ... membuatku menjadi seseorang yang hanya berdiri dan memilih diriku sendiri seumur hidupku tanpa karib kerabat juga teman.

Jadi, biarkan ia hidup, sampai tersembuhkan benar-benar melalui seleksi alam atas seseorang yang memang diperuntukkan menyembuhkannya. Dan, kalian tidak perlu saling membunuh atau meniadakan. Cukuplah keberadaan kalian menjadi pengingat bagiku. Ya. Pengingat. Ingatkan aku untuk tetap hidup.

Hidup menjadi dan sebagai manusia.


-Vinny Erika Putri, 23.10.21