Katamu,
Temukan miliyaran cahaya bintang-bintang yang terhampar di sana
Dan... tetaplah hidup dengan baik
Entah harus kunamai apa perasaan ini. Obsesi yang diperkuat dengan repetisi harapan kosongkah? Atau memang arah jalan takdir yang membutuhkan kesabaran dalam doa-doa panjangku?
Kau tahu?
Mungkin kaulah
Seseorang yang bodoh
Bukan dia
Hanya kau
Hanya kau
Seseorang yang dengan bodohnya
Sendirian berkubang dengan pergulatan perasaan
Yang kerap membelitmu dalam keentahan panjang
Dan berulang-ulang menanyai hatimu dengan pertanyaan yang sama:
bertahan atau lepaskan
Terkadang... kau tertawa tersenyum sendiri
Terkadang... kau meneteskan air mata tanpa sadar
Yang kesemuanya tentang satu hal:
seseorang dengan kebodohannya sendiri.
Kebodohan yang nyaris berulang
Kau, yang membutuhkan waktu untuk membuka hati
Kau, yang tak mudah menjatuhkan diri pada cinta lawan jenis
Tapi... justru kerapkali terjebak
Pada pusaran kisah semacam begini:
melihat dari jauh atau menyukai dalam diam
Luka-luka masa lampau
Kehilangan yang silih berganti datang dan pergi
Kepercayaan yang jatuh bangun dipatahkan-sambungkan
Kesemuanya itu... membesarkan kehati-hatianmu
Kehilangan yang silih berganti datang dan pergi
Kepercayaan yang jatuh bangun dipatahkan-sambungkan
Kesemuanya itu... membesarkan kehati-hatianmu
untuk lebih terang menyukai bahkan mencintai
Juga memudahkan melepaskan
Untuk melindungi hatimu dari rasa sakit
Juga memudahkan melepaskan
Untuk melindungi hatimu dari rasa sakit
Kali ini, aku mendengar kembali pertanyaan itu
Jauh di lubuk hatimu
Tanyamu,
Bertahan atau lepaskan? Bertahan untuk apa? Bertahan pada suatu penantian yang bahkan terkadang terasa seperti kebodohan?
Bertahan atau lepaskan? Melepaskan apa? Untuk cinta seseorang yang bahkan belum pernah kugenggam, apa yang harus kulepaskan?
Apa yang harus kujawab untuk pertanyaan lirihmu?
Haruskah kau bertahan atau melepaskan perasaanmu pergi begitu saja?
Entahlah... hatiku pun dikepung bingung
Kau, yang sedang bimbang, kuhanya bisa berkata hal ini untukmu:
Biarlah semesta-Nya yang bekerja
Biarlah semesta-Nya yang menentukan ujung doa-doamu
Lihatlah kembali luasnya semesta batinmuTemukan miliyaran cahaya bintang-bintang yang terhampar di sana
Dan... tetaplah hidup dengan baik
Sebaik-baiknya hidup yang telah Pencipta berikan padamu
Sebagai dirimu!
-Vinny Erika Putri, 31.05.20