Ketika Masaku Tak Lagi Kanak-Kanak

Ketika Anak-Anak Menjelma Dewasa dan Ibu Semakin Menua

It Is Okay Not To Be Okay

It Is Okay Not To Be Okay Eventhough You Are A Mother

Pergi Untuk Kembali

Pergilah, Untuk Kembali Tumbuh Menjadi Dirimu

Dandelion

Kebertahanan Hidup, Kenyamanan dan Kedamaian

#1. Tentang Selalu Ada dan Berdiri untuk Diriku Sendiri

Mencintai, Hadir Menerima dan Keterhubungan dengan Diri Sendiri

#2. Tentang Selalu Ada dan Berdiri untuk Diriku Sendiri

Sebuah Muara Kesadaran Kemana Seharusnya Keterhubungan Diri Terhubung

Minggu, 21 Januari 2018

Sunyi Yang Hangat



Apa yang menakutkan dari sunyi?
Yang menakutkan dari sunyi adalah bila aku tak menemukan Tuhan di sana.
Sunyi menjadi dingin, hilang kehangatan karena kasih sayang-Nya tak lagi menerangi.
Pada saat itu, air mata bukan lagi air mata syukur atau pengaduan ternikmat atas segala ketidak-berdayaan diri.
Tapi berubah menjadi sebuah ratapan pilu yang mengasihani diri sendiri hingga lupa menghargai diri sendiri.

Apa yang menakutkan dari sunyi?
Yang menakutkan dari sunyi adalah bila Tuhan tak merentangkan tangan-Nya di sana untuk merengkuhku.
Sunyi menjadi gelap muram karena kehilangan secercah cahaya Tuhan.
Pada saat itu, jiwa yang menjelajahi sunyi bukan lagi jiwa yang berusaha menadah tetes-tetes hikmah dari setiap catatan takdir yang telah digariskan.
Tapi menjelma menjadi sebuah rasa kesepian yang kian memerihkan hati.

Apa yang menakutkan dari sunyi?
Yang menakutkan dari sunyi adalah bila Tuhan memunggungi dan berpaling dariku dengan murka.
Sunyi tak bisa lagi menjadi tempatku bersembunyi menikmati jeda untuk menyeduh bulir-bulir ketenangan dari-Nya.
Saat itu terjadi, maka itulah kehancuran sempurna untuk hidupku.

Karena itu... agar sunyi tak terasa menakutkan, saat kutenggelam dalam sunyi, aku kerap menanam doa dan pinta: sebuah sunyi yang hangat dimana diri-Nya selalu menanti dengan cahaya kasih sayang-Nya.

-Vinny Erika Putri, 21.01.18