Minggu, 25 Oktober 2020

#2. Tentang Selalu Ada dan Berdiri untuk Diriku Sendiri




Tentang selalu ada dan berdiri untuk diriku sendiri
Adalah tentang belajar mencintai diriku sendiri, hadir menerima bagian dari diriku dan keterhubungan dengan diriku sendiri. Dengan begitu ... aku tak mudah hancur lebur oleh hantaman cobaan atau mabuk terlena dengan kebahagiaan yang diberikan dunia. Dan kakiku bisa tetap seimbang melangkah dengan hati yang luas, seluas semesta-Nya.


Tentang selalu ada dan berdiri untuk diriku sendiri
Adalah tentang perjalanan sepanjang hayat seorang aku dalam mencintai diriku sendiri dengan cara yang bijaksana.
Mencintai diriku sendiri untuk menemukan jati diri yang diberikan-Nya sehingga aku kian mengenali diri-Nya melalui perenungan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang ada pada diriku sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Mencintai diriku sendiri untuk menemukan maksud dan tujuan hidup yang amanahi-Nya melalui segala potensi yang Sang Pencipta bekali pada diri ini. 
Mencintai diriku sendiri untuk bisa melihat dan mengenali segala bentuk cinta-Nya yang Sang Maha Penyayang berikan di setiap detak kehidupanku.

Tentang selalu ada dan berdiri untuk diriku sendiri
Adalah tentang perjalanan kesadaran seorang aku, sesadar-sadarnya, saat hadir menerima setiap bagian dari diriku untuk senantiasa menyadari keberadaan-Nya.
Perjalanan kesadaran bahwa setiap yang hadir di hidupku hanya bersifat sementara dan tidak tetap.
Pikiranku, perasaanku, orang-orang beserta kehidupan yang disuguhkan dunia adalah sekumpulan materi perjalanan kesadaran yang sejatinya mengingatkanku untuk selalu berpegang kepada-Nya dalam setiap tarikan dan embusan napasku. Hanya kepada-Nya, satu-satunya, Yang Maha Kekal lagi Abadi.
Perjalanan kesadaran bahwa setiap yang hadir di hidupku adalah pemberian-Nya yang terbaik untukku.
Pikiranku, perasaanku, apa yang hidup di dalam diriku, apa yang hidup di luar diriku, apa yang terhubung dengan kehidupanku adalah pemberian-Nya, yang Sang Maha Mengetahui, sangat tahu bahwa itu semua adalah navigasi pembelajaran yang aku butuhkan untuk terus belajar menerima dan memahami pesan-pesan-Nya agar aku tak salah mengenali arah dan tujuan hidupku atau keluar dari lintasan terbaik yang memang khusus Allah sediakan untukku.
Perjalanan kesadaran bahwa dalam ketidaksadaran sekalipun, seluruh bagian dari diriku mesti tetap berusaha menghadirkan diri untuk selalu mengingat-Nya.

Sesuatu yang tak mampu kujangkau dengan pemikiran, perasaan dan segala potensi yang kupunyai sebagai manusia; yang belum mampu kumaknai pesan-pesan-Nya secara sadar; yang berada di luar kendaliku; yang menjatuhkanku pada ketidaksadaran adalah cara-Nya menyadarkanku bahwa untuk kembali pada kesadaran diri adalah dengan lebih dulu dan terus-menerus mengingat-Nya sebagai Kesadaran Maha Tinggi yang Maha Mengawasi dalam ketidaksadaran manusia sekalipun.


Tentang selalu ada dan berdiri untuk diriku sendiri
Adalah tentang menyadari dengan penuh kesadaran kepada siapa seharusnya ujung keterhubungan diri ini mesti tetap terhubung.
Keterhubungan dengan diri sendiri adalah jalan untuk tetap terhubung dengan-Nya secara sadar, sesadar-sadarnya, dalam tiap jengkal perjalanan kehidupan yang ditempuh dan keputusan demi keputusan hidup yang dipilih.
Keterhubungan dengan diri sendiri adalah proses menghidupi pemahaman dalam diri tentang muara kemana semestinya aku selalu bergantung, menuju dan berpulang sehingga diri tak terpasung oleh validasi penilaian mata, telinga dan mulut manusia untuk menjalani hidup yang diberikan-Nya dengan sebaik-baiknya sebagai dan menjadi manusia.


-Vinny Erika Putri, 25.10.20

0 komentar:

Posting Komentar