Kamis, 19 Agustus 2021

Narasi Keberadaan Diri


Lagi, aku bertanya, kepadamu yang berada didalam sana,
Apa itu hidup dan kehidupan?
Bagaimana berkehidupan yang hidup sehidup-hidupnya?
Apa tujuan kita hidup?
Bagaimana tujuan hidup menghidupi kita?
Apa yang mengisi hidup kita?
Bagaimana hidup mengisi kita?
Apa yang bercahaya dari hidup?
Bagaimana hidup memaknai cahaya?
Apa yang gelap dari hidup?
Bagaimana hidup memaknai kegelapan?

Kali ini, aku bertanya dengan teriakan lebih kencang kepadamu,
Apa itu makna kehidupan?
Bagaimana kehidupan memaknai makna?
Apa itu kebermaknaan hidup?
Bagaimana kebermaknaan memaknai hidup?
Apa yang kita perjuangkan dalam hidup?
Bagaimana hidup yang kita perjuangkan?

Aku terkepung bingung, kau masih tetap bungkam ...
Hei, diriku, jelaskan padaku, tentang narasi keberadaan diri.

Sunyi beberapa jenak.


Terdengar suara,
Narasi keberadaan diri. Apa itu narasi keberadaan diri? Memangnya, siapa dirimu? Dunia ini sudah penuh dengan ilusi-ilusi eksistensi diri yang diagung-agungkan melalui cahaya, kebermaknaan dan tujuan hidup yang material, dangkal, temporer dan fana. Lampaui dulu fatamorgana-fatamorgana dan ke-bias-an yang tengah kau lihat.

Ah, suara itu menghantam isi kepalaku. Pengar terasa.


-Vinny Erika Putri, 10.08.21

0 komentar:

Posting Komentar